yaitu sebuah tempat pembakaran mayat yang keadaannya sangat menyeramkan.
Setiba di sana, pendeta mohon kepada baginda agar pergi ke arah selatan. Di sana akan baginda dapati sebuah mayat laki-laki tergantung pada dahan pohon Simsapa, yang harus dibawa kepada- nya.
Setelah itu baginda pergi mencari mayat yang diminta dan dapat diketemukan dalam keadaan tergantung. Segera baginda naik ke atas dahan mengambil mayat tersebut, tapi segera pula mayat itu terbang kembali ke dahan seraya mentertawakan baginda. Ternyata mayat sudah dimasuki oleh Ratu Teluh.
Menghadapi kejadian yang seram ini, sang Prabu tiada gentar hatinya. Mayat itu diambilnya lagi dan digotong hendak dibawa kepada pendeta Kasantisila. Tiba-tiba Ratu Teluh yang ada dalam badan mayat itu berkata: ’Hai raja, sungguh berani engkau. Agar perjalanan ini terasa lebih dekat, baiklah kita bercerita. Nanti engkau harus menjawab pertanyaanku dengan benar.”’
Kemudian diceritakan secara berturut-turut oleh Ratu Teluh kepada baginda sebanyak enam belas cerita yang semuanya di- akhiri dengan pertanyaan sulit yang harus dijawab baginda.
Untunglah prabu Triwikramasena itu seorang raja yang selain berani sakti juga cerdik cendekia, sehingga semua pertanyaan Ratu Teluh dapat dijawabnya dengan benar.
Pada akhir cerita, pendeta itu dapat dibunuh oleh prabu Triwi- kramasena karena ia sebenarnya seorang pendeta yang jahat. Adapun keenambelas cerita Ratu Teluh itu sebagai berikut:
Cerita Pertama; tentang Wajramakuta, putra raja Pratapamakuta dari negeri Waranasi. Wajramakuta pergi berburu ke hutan ber- sama sahabatnya yang bernama Budisalira. Di tengah hutan, mereka bertemu dengan seorang putri cantik. Wajramakuta jatuh cinta kepada putri itu dan dengan bantuan Budisalira segala cobaan dapat diatasi. Akhirnya Wajramakuta dapat memper- sunting sang Putri.
Cerita kedua; tentang Agnisawamin, seorang brahmana yang mempunyai putri cantik bernama Mandrawati. Setelah dewasa,
Mandrawati dicintai oleh tiga pemuda sakti yang gagah perkasa.