173
053. Diserahkan oleh den Patya, raja menerima burung dengan hati senang, kepada opas memerintah dengan tergesa-gesa, opas panggil Raden Brahmana, coba sampaikan saya mendapat burung bagus, opas, bergerak cepat-cepat, di alun-alun bertemu.
054. Sedang bermain bertiga, Den Lalana Cendala ikut, dengan cepat opas berkata, Agan dipanggil oleh ayah, ayo cepat ayahmu mendapat burung bagus, dengan cepat Den Brahma lari, begitu pula Den Lalana.
055. Tidak diceritakan bagaimana di jalannya, dikisahkan sudah tiba anak-anak, oleh ayah kemudian dipangku, Den Brahmana dibawa, Den Lalana tidak dilihat tidak dipangku, tampak pilih kasih kepada putra, yang jelek di biarkan.
056. Tidak ditanya-tanya, hanya Brahma yang dimanja sekali, oleh karena wajahnya bagus, berkata ini ujang, coba bapak mendapat burung sangat bagus, nah sekarang di dalam sangkar, tangkapan uwa patih.
057. Oleh Brahma dilihat-lihat, bapak itu burung apa bagus sekali, ayahnya kemudian menjawab, namanya burung Nori.
058. Lebih bahagia hati raja, mendengar burung bisa bersuara seperti manusia, saat itu terus berkata, he burung-burung apa makanan ketika di gunung, burung kepada raja menjawab yang dimakan oleh saya.
059. Yang biasa tidak banyak, sudah bisa makanan badan saya. pagi-pagi rebus jantung, dibungkus oleh daun raja, raja heran ketika mendegar, he opas karnu segera memetik, daun raja yang bersih.
060. Serta jantung harus dapat, untuk makanan ini burung yaitu burung nori, kata burung bodoh sekali , pangkat saya raja, tidak mengerti diberi sindiran begitu, seperti itu ternyata bukan bohong, ternyata begitu.
061. Saya mencari anak raja, basil ditenung, tentu sudah lupa, ada lagi sindiran saja, jantung ditenung nyatanya, wah celaka tentu malu sendiri, nanti pada akhirnya teralami, sudah tentu akan ketemu.