Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/187

Ieu kaca geus divalidasi
179
 
  1. Kalau tidak diganti hukum, tetap putra dibunuh, kami semuariya, tentu merasa risi, katanya hanya kesalahan, hanya burung seekor.
  2. Sampai tega oleh umur, terhadap anak kandung, apalagi kepada rakyat, nab itu mudah-mudahan menjadi pikiran, tapi saya mohon taubat, bukanmau ·mapadani '.
  3. Sang raja mendengar dengan muka sedih , kepada patih kemudian berkata, cari sekarang bawa, suruh mencari burung Nori, diberi waktu 6 bulan , harus sudah bukti burung lagi.
  4. Kalau tidak ketemu dihukum ayo kamu segera pergi, oleh raden patih dibawa, Den Lalana yang sedang menangis, di rumahnya dinasehati, duh Agan uwa mengingatkan.
  5. Raden barus cepat-cepat, jangan ada di negeri, uwa bukannya tidak sayang, karena adat ayahmu bengis, Den Lalana menyembah hormat, sambil berlinangan air mata.

Pupuh Kumambang

  1. Den Lalana berpamitan di depan patih, kemudian langsung pergi, ‘lalewang pikir ngalingling laliwung raosna lewang’.
  2. Dikisahkan saat itu telah datang menjumpai ibunya, ketika dilirik juga terlihat, sambil ditangisi.
  3. Aduh ampuh tidak di~angka ketemu lagi, saya kira sudah mati, oleh ayah dihukum mati, karena mempunyai dosa.
  4. lbu putra sama sengsara, menangis memikirkan suratan, seumur hidup menanggung 'brangto' raden kepada ibu berkata.
  5. lbu, sekarang saya, diutus oleh ayah, harus menyusul burung Nori, oleh saya harus terbawa.
  6. Saya pamit mudah-mudahan ibu memberi izin, juga memohon doa, mudah-mudahan maksud saya terlaksana, serta memohon maaf.