199
299. Sebenarnya batu itu kalau oleh kita diangkat, tentu tampak lubang gua, tempat tinggal kuda sembrani, begitu wasiat dari bapak, ayo Raden segera cari.
300. Den Lalana hatinya bahagia, mendapat satu yang memiliki wasiat/pesan saat itu juga pemutar, kemudian pergi lagi, meninggalkan yang memberi wasiat sekali dalam hati.
Pupuh Asmarandana
301. Perginya Raden Raspati, gagal tidak ada kekhawatiran, terpenuhi oleh rupa wajah, berkahnya dari yang maha membuat kampanye.
302. Hati-hati baik budi, muka tujuh langkunnya lucu, rupa seperti kuncup bunga tanggung, gagahnya bijaksana seperti Arjuna, bahagia tidak takut, mulia keturunan ratu, karena keturunan raja.
303. Masuk ke dalam hutan yang pernah dimasuki orang, ada di tengah-tengah hutan, di hutan lebat begitu lamanya, belum menemukan negara, tepat 15 tahun, masih tetap 'leuleuweungan'.
304. Kita tinggalkan Raden Raspati, ada lagi yang dikisahkan, pendeta yang lebih pantas, ayahnya raja Cempata. yaitu kakek Den Lalana, tapi puluhan tahun menunggu datangnya sang cucu.
305. Belum sempat bertemu, belum meninggal, namun sebelum meninggal, memberi amanat kepada penggawa/pelayan, Buta Denis namanyaa, Denis ini kamu harus, ajimat saya harus dibawa.
306. Kamu harus hati-hati, membawa sampai nanti, kalau bertemu dengan satria muda, namanya Den Jayalalana, putranyaa semula, olehmu itu jimat, serahakaan kepada Raden Potra.
307. Nah itu adalah cucu saya, ketika selesai memberi amanat, kemudiaan sang pendetaa meninggal, sekarang dikasihkan raksasa sudah punya anak dua, Denawa Denewi yang terkenal, namun anak raksasa itu.