204
351. Jawab Raden syukurlah kamu mau ikut, ayo kita pergi, Denawa Denewi berdiri, kepada Raden Lalana ikut, bahagia hati yang muda.
352. Gagahnya ditambah pengawal yang semangat, Raden perginya diiring, Denawa yang di depan, yang di belakang Denewi, yang pergi hatinya tenang.
353. Raden berpikir dalam hati, kalau begini salah sekali, bukan berkelana, sebabnya banding dan dikenal, tentu orang takut buron.
354. Melihat raksasa sangat besar, tidak akan dekat orang-orang mendingan masukan kedalam cupu, kemudiaan Denawa Denewi, masuk dan tinggal dalam cupu.
355. Seperti negeri di dalam kotak itu, luas raksasa bermain, makan banyak sekali, dua raksasa senang hati dikisahkan yang muda lagi.
Pupuh Sinom
356. Ketika suatu saat, ada yang terlihat, pohon kiara yang banyak, dibawahnya bersih, Raden ingat pada wangsit, bahwa di bawah batu, petunjuknya itu lubang gua, tempat kuda sembrani, yang jaganya seekor burung garuda.
357. Ketika tiba raden kesana, kebetulan sedang sepi, garuda yang menungguinya, sedang pergi ke pantai, oleh Raden terlihat, jelas bahwa ada batu besar sekali, tempatnya di bawah pohon kayu, kemudian Raden berlindung pada pohon kayu.
358. Tunda dulu Den Lalana, dikisahkan burung garuda, yang bermain di pinggir pantai, dengan isterinya tidak akur, bertengkar di pinggir air, sebab tidak akan menemukan ikan, tiada bangkai sedikitpun, isterinyaa sangat pusing, kemudian pulang saat itu ke tempat bermalam.
359. Hinggap di atas pohon kayu, garuda betina berkata terus, cantonya marah, memarahi suaminya, membela apa kakek, tidak menemukan ikan, ingin tahu apa yang di tunggu.