Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/231

Ieu kaca geus divalidasi

223

kakek Boja, kepada Raden kemudian berkata, aduh tuan 'muha' jangan begitu.

516. Membuat malu kepada diri biar kakek yang menyapu, Raden tersenyum dan berkata biarkan saja daripada diam, kesal sekali, tidak bisa mengerjakan apa-apa, begitu saja kerjaannya, Raden tukang bersih-bersih, diceritakan pada suatu saat.

517. Kakek nenek semuanya, pada pukul 10 malam, Den Jaya kemudian keluar, di halaman sedang berpikir, kemudian mengambil cincin, pada mata diusapkan, sekejap datanglah berdiri di depan patih jin, keduanya menyembah kepada Raden.

518. Kedua jin berkata, ada apa tuan raja, 'numawi' memanggil paman, tergesa-gesa lagi, Den Raspati menjawab, paman saya ada perlu, di sini ingin membuat besi, perabotnya sediakan, untuk tempat bekerja yang jadi pandai besi jangan ada yang kekurangan.

519. Serta untuk menemani dua orang, untuk membantu-bantu di gosali, yang bisa pada pandai besi, papatih jin menyembah, itu sih gampang, besok juga tentu sudah ada, serta untuk menemani, tidak akan susah mencari, paman berdua saja yang membantu-bantu.

520. Saat itu juga dicipta, sekejap sudah terbukti, sudah ada bangunan pandai besi, rupanya bagus sekali, bahan besi bertumpuk, sudah berjajar bangku-bangku, persediaan untuk duduk, dikisahkan saat itu, sudah pagi, Den Lalana dengan dua jin, sudah memulai mengerjakan pandai.

521. Dikisahkan kakek Boja, saat itu baru bangun, ketika melihat kaget sekali, perasaan seperti mimpi, kerjanya melihat-lihat, kenapa ada rumah bagus, oleh Tuan Muda diketahui, bahwa kakek sedang bingung, kemudian berkata kepada kakek dan memanggil.

522. Mari ke sini kakek segera, kakek Boja berlari kencang, datang ke hadapan Tuan Putra, kata Raden kepada kakek, nah inilah gosali, sekarang ayo kita menempa dengan saya, kakek Boja bertanya dengan cepat, kenapa tuan siapa yang memiliki ini.