Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/233

Ieu kaca geus divalidasi

225

530. Sudah pulang lagi cepat-cepat, sibuk memasak air, mendadak menumbuk beras, membikin wajit dan berondong.

531. Sebagian ada yang menanak nasi, seadanya persediaan, melarak lirik tidak ada ikan, pergi ke halaman rumah melihat-lihat, mencari telur.

532. Biarpun dilarang oleh cucu, sebab ingin membari makanan, pada juragan, lalu ramai-ramai ganti pakaian, yang tidak mempunyai baju merasa pusing, kain gordeng diambilnya.

533. Disobek-sobek mend~dak membuat baju, biar kamar tidak memakai gordeng, di jalan perempuan banyak, bergurau sambil cekikikan, sudah sampai ke kebun.

534. Permisi ke nenek Boja di rumah, katanya silahkan nyai, lalu duduk berdekatan, nenek merasa kaget, ada apa yang muda-muda.

535. Katanya ingin kami bertemu, lama tidak bertemu dengan nenek, kangen sekali, silahkan nenek, telur ini berikan pada yang membikin golok.

536. Nenek Boja melihat tempat nasi banyak, sangat gembira, merasa lidahnya tergiur, seumur hidup baru menemukannya, orang yang jarang makan nasi menemukan nasi.

537. Siapa nenek yang membuat golok disana, yang sama-sama dengan kakek, jawab nenek itu cucu, silahkan nyai, seandainya memerlukan alat-alat.

538. Dari rumah perempuan keluar, mendekati ke tukang membuat golok, duduk di atas bangku, berlaga perempuan cantik, harum minyak memabukkan.

539. Kata kakek mau membeli apa nyai, barangkali membutuhkan pisau untuk mengupas buah pinang, pisau pongot bergagang besi, pisau rojang dan golok.

540. Perempuan sibuk membeli, saling berebutan, membeli pisau kacip, kakek Boja mempunyai untung, sibuk menerima uang, mendapat setengah bakul.