Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/237

Ieu kaca geus divalidasi

229

566. Semua pada takut, menghilangkan nyawa sendiri, bukan tak ingin yang cantik, puteri cantik sekali sudah jelas, tapi takut oleh buaya putih, bagaimana mengambilnya, pasti kita dimakan

buaya, yang sudah ada dibuang, yang belum ada sulit mengambilnya, sayang pada ibunya anak-anak yang berkumpul sudah pulang.

567. Di jalan rakyat saling berkata, tidak sanggup mengambil air mata buaya, takut mati, buaya pasti memangsanya, kakek Boja sudah sampai, lalu ditanya oleh Den Raspati, kakek apa yang didapat, yang menyebabkan berkumpul, kakek menjawab, kepada Raden aduh Agan memberitakan bahwa Den Puteri sedang sakit.

568. Siapa orangnya yang bisa menyembuhkan, pasti dijadikan menantu, dikawinkan pada puteri yang cantik, tidak pandang orang walaupun orang hina, siapa saja yang sanggup, barangkali oleh Agan , sayang benar apalagi Agan Puteri tersebut cantik sekali, pasti mendapat negara.

569. Raden berkata kalau benar puteri cantik, kami sanggup mengobatinya, hanya sayang kami belum tahu, takut puteri jelek rupa, kakek menjawab, saya berani disumpah, seandainya puteri jelek rupa, Raden berkata kapan aki bertemu, dan lagi puteri disebut cantik, kami tidak percaya.

570. Kakek pasti mendengar berita dari orang lain, menceritakan yang belum jelas, lebih baik bekerjaa, pekerjaan banyak, lihat pekerjaan yang kemarin, kakek tidak berkata, merasa tidak enak, sebelumnya Raden sudah menyanggupi, mengobati puteri sampai sembuh lagi, sekarang ingkar janji.

571. Kakek Boja termenung sambil berpikir, mencari jalan bagaimana caranya , lalu berkata pada Den Anom, kakek bingung sekalai, karena Agan itu sakti, mengapa tak ingin mengobati, kalau berhasil Agan pasti naik pangkat, jadi raja dikawinkan dengan puteri cantik, kakek juga ikut naik pangkat.