Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/241

Ieu kaca geus divalidasi

233

598. Lalu Raja berkata pada kakek Boja, kami merasa heran sekali, mengapa kamu bisa mengobati dan menyembuhkan puteri, sedangkan kamu kakek-kakek, dan kami tak ingkar janji.

600. Sekarang bagaimana, kata raja pada kakek, mau dikawinkan dengan Agan Puteri, terserah pada kakek, kakek Boja bersujud para raja, mohon raja tidak marah serta murah hati.

601. Sebenarnya kakek hanya diutus, oleh cucu kakek, yang sekarang sedang menunggu, terserah pada Gusti, kakek hanya suruhan, lalu Raja Tunjungbang berkata.

602. Kalau begitu, kakek cepat pulang, sampaikan bahwa Gan Puteri sudah sembuh, diberi satu bulan lagi, pasti oleh kami dijemput, persiapan dulu untuk kawin.

603. Ki Boja berpamitan, mundur dari hadapan gusti, tidak diceritakan jalannya, ke rumah sudah sampai, ramai yang bercerita, menerangkan bahwa maksudnya berhasil.

604. Agan putri sudah sembuh, sehat lagi seperti biasa, tapi raja mohon waktu, lamanya satu bulan lagi, saya banyak makan dan berak pada celana.

605. Empat minggu saya di situ, dihormati oleh raja, makanan enak-enak, yang enak yang manis, saya kekenyangan, berak tidak terasa sampai bau.

606. Nenek Boja ikut berkata, tidak baik kakek-kakek, pantas sekali dengan rupanya, memalukan sekali, dan pantasnya membawa makanan untuk nenek.

607. Disimpan lagi yang bercerita, tersebut lagi Agan Puteri, waktu itu sudah sembuh lagi, tidak ada penyakit, tapi semalam hatinya merasa cemas.
608. Terlihat amat sedih, hatinya tersiksa, serta terbawa sasar, makana minum tidak mau, tak dilirik-lirik, hati Raja menjadi bingung.

609. Baru saja Puteri Ayu, sehat juga belum seratus persen, lalu Agan Puteri ditanya ayah, Enung mustika Ayah, kenapa badan ananda.