238
641. Amat gembira hati raden patih, duduk dalam kereta didampangi raden patih, begitu pula tenda selalu terbuka, sebab ingin dipuji oleh orang lain, membayar yang tampan respati, sepanjang jalan orang-orang pada heran.
642. Yang tadinya mau menghina, dengan orang lain sudah janji, tapi begitu datang, hanya terpaku, keadaannya hanya bengong, begitu negeri, orang-orang berbaris, seperti terkesima.
643. Bergumuruh suara kereta, dari jauh sudah kedengaran, yang menonton menarik napas, ingin tahu cucu kakek, rupanya urang kampung, barangkali hitam seperti orang biasa mencangkul, yang menonton berdesakan, patih dengan Raden Raspati, lalu berdiri, terlihat bersinar cahaya.
Pupub Balakbak.
644. Orang yang mau menghina tidak jadi, tak kesangka begitu lucunya dan tampan, pantas mendapatkan air mata, orang-orang yang ada di pinggir jalan diam.
645. Pada-pada kaget, janda-janda pada tertarik, tak disangka, cucu kakek Boja lucu dan kuning, apalagi perempuan yang biasa meronggeng.
646. Salah tingkah, benggong dan kaget, mengapa tidak mau pada kami, kata temannya, kalau suami kami, tidak diijinkan bepergian sayang oleh ketampanannya.
647. Biar kencing pada di rumah , enak sekali kalau berbulan madu selama tujuh hari, saling mencubit, saling merangkul, dan saling merangkut, dan saling mengigit , tidak mungkin jauh dari kami.
648. Barangkali saya dilihat oleh orang lain jugam orang yang berjalan tidak ada perhatiannya pada barang-barangnya, pecah-pecahan rusak, biar dimarahi oleh suaminya.
649. Anak kecil tidak diperhatikan, padaa-pada menangis, yang menonton bergemuruh, nenek-nenek yang terinjak, orang suwing tertawa terlihat giginya.