Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/250

Ieu kaca geus divalidasi

242

680. Putri berdiri badanya agak pusing, mau bersama kami emban, kalau salah kamu nanti oleh dibunuh, jawab emban silahkan, putri berjalan rambut kusut, sudah sampai di depan pintu.

681. Melihat pada lubang kunci, kebetulan pada tamu, kaget melihatnya, lalu pergi menemui emban, mengelak pergi, mari emban cepat-cepat, kami dihantar ke air.

682. Kami mau mandi, tak tahan hawa terasa panas, ke air sudah sampai, lalu putri mandi, dimandikan oleh emban, memakai sabun enem, emban tertawa.

683. Euleuh itu 'katumbiri' lagi kemarau menantang hujan, sudah mendung dan gelap, sekarang mendadak tidak biasanya, jawab puteri apa itu, masa mau hujan.

684. Emban lalu berkata lagi, saya menyesal sekali, Agan menolak yang tampan, yaitu cucu Boja, ayah menggantikan, kawin anak tumenggung, tidak jadi pada Agan.

685. Puteri menanya Bibi emban apa betul, tamu kawin pada orang lai, kalau benar kami bersumpah, tidak akan punya suami, kalau bukan pada tamu, yang dilihat pada lubang pintu.

686. Puteri dari kamar mandi sudah pulang, emban ikut menertawakan, datang ke rumah lalu memakai, pakaian yang serba bagus, bibi emban bagaimana, apakah manis dan lucu, oleh tamu tidak hina.

687. Selesai berpakaian puteri, emban disuruh membawa, tempat sirih, itu cerutu di beri tempat, dari keputrian sudah pergi, pakaiannya bercahaya.

688. Sepatunya beludyu gading, dihiasi mutiara, emas duket inten selong, berjalan seperti macan teunangan, seperti widadari sawarga, wajah seperti bulan tumanggal.

689. lbarat duren seperempat, jari lurus rambut panjang, aalisnya bagus sekali, pendengaran ibarat gondewa, bahu seperti tangga emas, rarengkuh alus panyipuh, mahlum puteri pujaan.