Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/253

Ieu kaca geus divalidasi

245

709. Mana Raden Raspati, utusan menjawab sambil menyembah, Raden sedang tidur kata agan, kangjeng gusti menjawab, jemput cepat-cepat, sebutkan ditunggu.

710. Utusan tiba ke puteri, ada apa lagi Opas, ki utusan menjawab, kata ayah mohon cepat, sebab penting sekali, gan puteri pada Raden berkata, kakak si suruh datang kata ayah.

711. Latu pergi Den Raspati , diiringi dengan upacara, Raden berjalan pelan-pelan, sudah sampai ke tempat, dua Raja melihatnya, kaget sambil berjalan, menjumpai Raden Lalana.

712. Jelas tidak ada perbedaan, yang datang anaknya, yang dulu menghilang, sudah berhadapan lalu digabruk oleh kedua raja.

713. Sang Tujungbang menghampiri cepat, tunggu dulu adik, kakak sekarang mau bertanya, ini anak siapa, mengapa pada menangis, rayi pada kakak berkata, ini masih anak kita.

714. Kapan ini anak Wulansari, adik kita dari Cempala, barang terdengar lalu dirontok, Ratu Tunjungbang menangis, tak disangka keponakan, anak adik yang bungsu, gembira yang tak terhingga.

715. Raden Raspati digandeng, ditangisi dicum, oleh sang ratu, yang amat gembira, disangka cucu kakek Boja, yang mengaku orang gunung, ternyata keturunan negara.

716. Keturunan Andanawarih, tetesing kusumah, anak keturunan kerajaan asli, sebab saudara asli ke paseban sudah di bawa, duduk tidak boleh membelakangi.

Pupuh Pangkur


717. Den patih cepat memerintah, mantri-mantri semua, harus siap-siap, kambing, kerbau dan lembu, disediakan tetabuhan,