Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/255

Ieu kaca geus divalidasi

247

semua rakyat, mohon jadi saksi, sekarang kami akan menurunkan kerajaan, jatuh kepada menantu kami.
  1. Namanya Jayalalana, menit ini yang berkuasa di negara, Tunjungbang jadi raja, semua harus mengetahui, begitu perkataan maha raja, ger sorak wadia balad, bergemuruh sangat gembira.
  2. Tujuh kali meriam berbunyi, tanda jadi raja, disambung oleh tetabuhan, kira-kira pukul dua, pengantin laki-laki, perempuan pada turun, lalu masuk ke kamar dan tidur.
  3. Diceritakan besoknya, putera-puteri keluar lalu pergi, ke air, sambil berpegangan tangan, saling melirik mencubit dan bergembira berdua.
  4. Di kamar mandi saling mencubit, bermain air berdua, bergantian membersihkan badan, mereka merasa gembira sekali.
  5. Dari kamar mandi lalu pulang, ngarumbay rambut panjang dan keriting, tercium harumnya minyak wangi, emban mau melihat karena tertarik, melihat-lihat lalu masuk ke WC, barang kali tidak tertahan, kainnya basah kuyup oleh air kencing.
  6. Tersebut kakek Boja waktu itu dengan nenek Boja masuk ke negeri, lalu menghadap raja, mau memberikan buyung, kemudian berkata, mohon gusti raja tidak marah, kakek terlambat datang.
  7. Ini mempunyai cinderamata, buyung untuk tempat menyimpan air, hanya itu yang bisa dihaturkan, barangkali untuk mas kawinnya putera, buyung diterima oleh raja sambil mengucapkan terima kasih, buyung dibuka kuncinya.
  8. Buyung terbuka terlihat bersinar, di dalam buyung berisi inten biduri, tidak terangkat karena penuh, puteri melihat