Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/264

Ieu kaca geus divalidasi

256

Tunjungbang yang dipercaya menjadi kepala perang, kata Raja Gandamalela, silahkan memukul.

801. Den Patih menjawab membentak, tidak ada watak memukul lebih dulu, kamu silahkan memukul, Raja Ganda mengangkat gada, dipukulkan kepada patih gagahi mengebul, gada "miley" seperti ular, bengkok seperti arit.

802. Kata Raja Gandamalela tidak senang gada kami melilit, mengapa sampai melingkar, Patih Gagahi menjawab mengapa sembarangan memukul, tangkai balon dipakai gada, marah sang Ngagidir.

803. Den Patih lalu ditangkap, maksudnya mau dibanting, diangkat tidak terangkat, Den Patih berat sekali, Raja Ganda marah sekali, tenaga sudah habis, keringat keluar banyak.

804. Oleh Raden Patih ditendang, Ratu Ganda terpental jumpalikan, tidak bisa berdiri lagi, terus diikat lagi, digotong oleh balad sambil digusur, dimasukan ke penjara, sudah empat ratu yang kalah.

805. Saat itu perang bubar, terus berhenti karena sudah sore, Tunjungbang perangnya menang, aptih gagahi yang perkasa, lalu pulang ke pasanggrahan, oleh ratu sepuh dihormat, menjemput ke raden patih.

806. Prabu muda Den Lalana, berkata lembut dan manis pada den patih, kalau paman cape, besok jangan maju perang, putra saja besok yang maju perang, kata patih, nanti dulu masih berani maju perang.

807. Diceritakan sang Agan Raja, sedang musyawarah dengan seratus raja negara, susah yang tak terhingga, perang tidak ada yang kuat, tidak menarik hati yang maju tiap pagi, balad juga tidak ada yang sorak, seperti "gaang katincak" diam.

808. Diceritakan sudah siang, Raden Patih sudah maju lagi ke medan perang, prajurit sorak bergemuruh bertandang di