Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/276

Ieu kaca geus divalidasi

268

896. Apalagi makan kita sudah cukup, tidak kurang harta benda, selagi kami masih hidup, kalau mendapatkan dara manis kami akan menyembelih bebek.

897. Ditinggal dulu kakek dan nenek yang sedang ribut, sekarang kembali lagi ke medan perang, Gandulaya menghilang menjadi api.

898. Prabu anom waktu itu sudah tidak ada, dari tempat perang sudah hilang menjadi hujan, tapi ditimpa hujan, menjadi padam.

899. Raden Gandulaya saat itu lemas, kedinginan terkena hujan, badannya menggigil, lalu pergi.

900. Hanya sekilat oleh Raden dipukul, Den Gandulaya terpental, sorak bergemuruh, prajurit negri Tunjungbang, yang tidak ingat digotong.

901. Oleh Tunjungbang diikat lalu ditutup, gelap gulita, satria sudah tak berdaya.

902. Ratu yang seratus sama-sama ribut, melihat rajanya sudah kalah, sudah tertangkap kalah perang, ayahnya sang Angun Aji napsu sekali.

903. Ayo keluar ratu semua, jangan ketinggalan satupun, cepat tangkap musuh itu, manusia kecil, harus dikepung.

904. Serta keluar semua serdadu, jangan ada yang tertinggal, kepung dari selatan dan utara jangan ada yang keluar, masa sampai tidak mati.

905. Lalu keluar ratu yang seratus itu, bagaikan tawon, mengepung Raden Raspati, Raden anom sudah terkepung.

906. Para seredadu menjerit-jerit, bumi terasa guncang, ratu Sepuh hatinya bimbang.