269
907. Raden Lalana waktu itu sedang dikepung, lalu dia mundur sedikit, memukul-mukul kepada cupu, kata kuda semberani, tak lama keluar.
908. Kuda mengamuk, Raden Raspati menaiki kuda sambil tertawa, kuda semberani bersuara nyaring, hingga pada ketakutan.
909. Semua pada kaget, yang sedang mengepung para ratu, betul sakti sekali, mempunyai kuda seperti itu, para prajurit mundur ke belakang, ribut.
910. Kuda ngamuk menerjang, sembrani memutar tak bisa dibedil, serdadu diamuk berkocekan, mayat bertumpuk, satria Raden Lalana ngamuk memakai tamsir.
911. Tetapi karena terlalu banyak, baladnya seratus negeri, gelap bagaikan embun, belum terlihat Den Lalana, ratu tua melihat Raden agak bimbang, karena balad banyak sekali, tapi begitu kelihatan.
912. Menantu sedang menaiki kuda, bagus sekali karena kuda sembrani, ia gembira sekali, dengan rasa terkejut, karena dari mana mempunyai kuda seperti itu, sebab tadinya tidak ada, hati kangjeng raja gembira.
913. Diceritakan Raden Lalana, yang sedang mengamuk ke kiri dan ke kanan, yang sedang bergerumul, yang dekat terjungkal, mandi darah, pundak buntung tanpa kepala, termakan pedang jimat, para prajurit semakin berani.
914. Lengan Raden Lalana merasa pegal, nyabet prajurit yang datang bergerumul, disebutkan Denawa Denewi, buta dua yang ada di dalam cupu, oleh rahaden disuruh keluar, agan abdi ingin ikut.
915. Sambil berkata lalu meloncat, nuta Denawa Denewi, keluar dari cupu, para prajurit kaget sekali, merasa takut melihat