Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/282

Ieu kaca geus divalidasi

274

951. Diiringkan oleh patih sakitan dari belakang, datang ke hadapan sang raja, lalu yang muda itu turun, Den Lalana memeriksa semua tawanan.
952. Semua raja bagaimana, apakah mau teluk, atau mau melawan, pasti kamu semua oleh kami mau dibunuh. 953. Semua raja-raja menyembah, saya saja mengabdi, hanya minta hidup saja, siang dan malam saja anut kepada Gusti.
954. Setiap tahun memberi upeti sudah pasti, dari semua raja, semua sudah setuju, Prabu Anom mendengarkan, hatinya merasa gembira.
955. Tinggal satu Den Gandulaya, yang terkenal, belum diperiksa, lalu disuruh menghadap raja, bagaimana sekarang kamu Gandulaya.
956. Mau taluk atau kamu mau mengamuk, kata Gandulaya, kami mau berpikir dulu, minta waktu sebentar yang muda.

Pupuh Sinom'

957. Oleh Agan Puteri disindiran, kepada Prabu Muda alalu menjubit, ini yang melamar, yang ingin kepada saya, tidak pantas sekali, barangkali mau perang, 'ngeplek jawer ngandar jangjang' ternyata hayam kabiri, belum dipacuk sudah kalah oleh betinya.
958. Kata Den Lalana, bersiul kepada Agan Puteri, jangan begitu perkataan, itu terlalu takut menjadi malu, Gandulaya tidak berkata, mendapat malu, menyesal melihat gan Puteri, ada kesempatan tapi tidak berhasil.
959. Melihat Gan Puteri tertarik, lebih baik kami mati, daripada mendapat malu, hidup juga tidak enak, Gandulaya berkata, kaula ada permintaan, saya ingin dibunuh, hidup juga bercumah, karena malu seumur hidup.