Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/292

Ieu kaca geus divalidasi

284

1035. Den Tanapa sudah naik kuda, melesat ke atas dengan cepat, dikisahkan raksasa tersebut, bertemu dengan Raden Lalana, raksasa memburunya sambil tertawa, lakadalah sedang apa anak kecil.

1036. Raden menjawab · sedang mencegat kamu, raksasa tertawa terbahak-bahak aduh sampai berani, diinjakpun kamu mati, Jaya Lalana menjawab, segeralah injak segeralah tangkap aku.

1037. Kedua raksasa menerkam Raden Putra, tetapi Raden berkelit kesit, betisnya didepak, kedua raksasa terlentang, aduh biung sangat sakit, depakan anak, seperti anak gelap badis.

1038. Kedua raksasa nafsu, bersama-sama menerkam, Raden sempat menghindar, ke atas pada bahunya, dua raksasa mencari, anak itu kemana, kuduk mereka disepaknya.

1039. Keduanya jatuh terlentang, aduh biung sangatlah sakit, kenapa tak merasa kasihan, kecil-kecil mematikan, mari adik kita tangkap lagi, kita bersama-sama jangan terlalu jauh.

1040. Kalau sebangsa sesaudara dan sedarah, dengan berjerih payah sampai kesini, harus saling mengingatkan, masih satu markas dengan kita.

1041. Jangan bicara kata Denewi sambil berlagak, diamlah jangan bicara saja, kurang ajar kamu berani melawan majikan aku, sekarang ayo denganku, berperang, sesama raksasa agar seimbang.

1042. Sama beraninya empat raksasa saling menerkam, saling tinju saling banting, tak ada yang kalah karena sama kuatnya, saling menggigit dengan kerasnya, tak ada yang mempan, hidungnya saling beradu.

1043. Alun-alun porak poranda, pohon-pohon beringin runtuh, ditendang oleh raksasa, geger senegeri dermis, raksasa berkelahi, tak ada yagn mau mengalah