289
1073. Ketika sedang bersalaman, tangan sang puteri dicubit, dibalasnya juga sambil menjauh, tanganya ditarik ke pinggir, Gan PUteri menggigit bibir, sangatlah lucu, bila tak dihadapan ayahanda, sudah pasti telah diapakan, Raja Dermis berkata kepada Den Tanapa.
1074. Umumkan bahwa raksasa telah mati, pukul kentongan terus menerus, agar terdengar oleh balad, Tanapa bersembah lalu
pergi, kentongan terus dipukul, yang mendengar sangatlah kaget, semua pada keluar, seperti yang suka hati, berlarian,
ingin melihat raksasa.
1075. Ratu memanggil panggawa, he seluruh prajurit, sekarang siapakanlah, kumpulkan seisi negeri, karesmenan siapkan, panggil dari setiap kampung, aku akan mempestakan anakku, menikahkan Puteri Dermis, kepada ke satria yang telah membunuh raksasa.
1076. Wadya balad semua sibuk, karena mendapat perintah raja, sebentar pun telah siap, meja dan kursi telah ditata rapih, putera dengan puteri, pakaiannya bercahaya gemilang, tukang rias sangatlah pintar, pengantin naik bendi, lalu bersoraklah wadya balad.
1077. Gemuruh suara ketabuhan, penyanyi bernyanyi keras, datanglah barisan "helaran", dihias herkeliling, kemudian mereka duduk di srimenganti, pengantin ketika itu turun, di masjid sudah dirapalkan, suka cita putera dan puteri, yang akan "nyawer" nenanti di paseban.
Pupuh Kinanti
1078. Jagung kering dapat "ngunun", junjunan selamat datang, kencur jangkung untuk disemburkan, anakku sangatlah ingin, tutut gunung kecup ladang, silahkan segera duduk.