292
sekarang beraninya kepada anak-anak, ketika ayahanda masih hidup tidak berani.
1099. Bagaimana Mang Patih, bila kita berparang, tentu tak akan kuat, terpaksa mengirimkan upeti, mau bagaimana lagi, sangatlah susah dipinta negeri.
1100. Bagaimana cara yang baik, Mang Patih silahkan menulis surat, biarlah aku rela, setiap tahun akan upeti, tetapi tentang negeri, semoga tak menjadi marah.
1101. Olehku tak akan diberikan, begitulah paman patih, Raden Patih lalu menulis, ketika itu telah selesai, lalu dikirmkan, dibawa oleh seorang mantri.
1102. Ke Lokagawi sudah datang, surat diterima raja, dibaca sampai mengerti, surat sudah dilipat lagi, tertawa terbahak-bahak, si Manu ingin mati.
1103. Patih sekarang harus, memukul kentongan terus menerus, kumpulkan seluruh balad, jangan ada yang tertinggal, begitu pula pedagang, yang ada di dalam negeri.
1104. Harus dijaga disetiap garduh, dilarang masuk ke Centaka Puri, tak boleh berdagang, berjualan macam-macam, biar
negara Centaka menjadi kelaparan lagi.
1105. Semua tak ada yang tumbuh, pokoknya segala tak ada yang hidup, bila tidak dari Lokagiwa, makanan sudah tentu, rakyatnya akan terlantar, kelaparan lalu mati.
1106. Utusan pulang dengan berengut, akan melaporkannya kepada gusti, tinggalkan dulu yang sedang pulang, Lokagiwa dikisahkan kembali, memukul kentongan terus menerus, telah berkumpul seluruh rakyat.
1107. Patih yang berpidato, seluruh rakyat telah mengerti, diumumkan kepada semua, Lokagiwa telah diatur ketat, tidak
boleh berdagang makanan, kasmaran Centaka Puri.