295
kita senegeri sama, banyak rakyat yang mati, kelaparan karena kita tidak makan.
1124. Kangjeng Gusti merasa sedih, sedih melihat isterinya, begitu pula kepada rakyatnya, beliaupun kelaparan, walaupun keturunan ningrat dipaksa bukan karena keinginannya, bersujud matanya berkaca-kaca.
Pupuh Kumambang
1125. Prabu Anom di dalam kamar menangis, sambil meratap, duh Allah Yang Maha Suci, yang mempunyai sifat abadi.
1126. Semoga Tuhan memberi kasih, dan sayang kepada manusia, rahmat besar rahmat kecil, berilah kekuatan yang sempurna.
1127. Rakyatku sekarang banyak yang mati, mati karena kelaparan, rakyat sedang sengsara, meminta berkah ayahanda.
1128. Insya Allah bila seperti ini keadaanku, ambillah bagaimana, apakah negeri ini diberikan, kepada sang Raja Lokagiwa.
1129. Aduh ayahanda mengapa cepat sekali, sekarang bagaimana, apakah negeri ini diberikan, kepada sang Raja Lokagiwa.
1130. Sekarang di negeri sudah sepi, orang-orang tidak keluar, tak ada orang yang berjalan-jalan, tinggal kulit dan tulang.
1131. Rakyat wanita dan lelaki, berjemur di halaman rumah, lumayan memetik "teki", umbi rumput dimakan.
1132. Daun kayu semua kering, habis dimakan, orang tak ada yang tersisa, apalagi lalab-lalaban.
1133. Tak seorangpun yang sehat, semua lemah, kurus tak berdaging, kulit kering iga seperti gambang.