Kaca:Wawacan Jayalalana.djvu/307

Ieu kaca geus divalidasi

299

serambi warung duduk, tukang warung sedang berbaring tidak bangun.

1158. Den Jayalalana berkata, bibi aku minta nasi, tukang warung menjawab, ujang dari mana asal , negeri ini, telah termasyhur kemana-mana, sekarang ratu juga tidak makan.

1159. Den Jayalalana berkata, bibi ini negera apa, yang ditanya menjawab, negeri centaka puri, Den Lalana tersenyum manis, lalu keluar dari warung itu, ke alun-alun telah tiba, duduk di bawah pohon beringin, melihat orang yang berjalan sempoyongan.

1160. Tak lama kemudian ada yang datang, yang lewat dua orang mantri, menghampiri Raden Lalana, lalu bertanya kepada raden, orang manakah kamu, sedang apa duduk disana, Raden Lalana menjawab, saya mau bermain, ingin tahu kepada Kangjeng raja.

1161. Seperti apa raja itu, mantri tertawa, orang manakah kamu, siapa namamu, seperti yang segar, sekali, seperti yang telah makan, Den Lalana menyemhah, berkata kepada mantri, hamba berasal ari gunung.

1162. Karena banyak kayu-kayuan, daun muda dan umbi, yang dimakan olehku, mantri berkata, marilah kita pergi, bila ingin bertemu dengan ratu, kita menghadap kepada patih, lalu raden mengikutinya, tak lama kemudian ke paseban telah sampai.

1163. Raden Patih ada di tempat, sedang duduk di kursi, sambil menyembah mantri melapor, hamba melaporkan ada seseorang, kepada hamba berkata ingin mengetahui wajah ratu, sambil menunjuk kepada Raden Putra, Raden Patih berkata, mau apa kamu datang kemari.

1164. Den Lalana lalu menyembah, hamba orang pinggiran, belum tahu dan ingin menjadi pembantunya, Raden Patih berkata,