307
hanya melawan pembicaraan saja, merasa khawatir bila berperang, Jamburaya tertawa nyengir, bagaimana paduka nyengir, bagaimana paduka ini, ada ratu takut mati.
1223. Setelah itu kemudian pulang, ke keraton telah datang, ratu berpikir, karena sangat herannya, terkejut di dalam hatinya, duh mungkin, Jamburaya sedang menyamar.
1224. Lalu berkata kepada Raden Patya, paman patih mungkin kita merasa lupa, dahulu ada impian, orang yang akan menolong sudah tentu, raja satria, yang tampan dan manis.
Pupuh Dangdanggula
1225. Silahkan pikir dengan cermat oleh patih, tandanya dua kepala raksasa, dahulu telah terbukti, yang jatuh di alun-alun, dan terpanggang anak panah, sekarang yang datang itu, Jamburaya, mungkin itu sedang menyamar, silahkan pikir, setelah ada Jamburaya, banyak makanan.
1226. Patih menjawab mungkin benar paduka, sekarang periksalah dengan sungguh-sungguh, bila kita dibodohi, akibatnya sangat malu, sangatlah keterlaluan bodohnya, bagaimana bila benar, kita ini dibodohi, sangatlah malu sekali, masya allah, bagiamanakah akalnya paduka, karena ini adalah ulahnya.
1227. Paduka lebih baik sekarang panggil, Jamburaya tanya dengan sungguh-sungguh, itu dia sedang tidur, raja Jalu memanggilnya, cobalah panggil dia paman patih, itu si Jamburaya, patih memanggilnya, kemari Ki Jamburaya, hams menghadap, kamu sekarang kepada paduka, secepatnya menghadap.
1228. Kangjeng Gusti berkata manis, Jamburaya aku akan bertanya, harus dijawab dengan benar, jangan ada yang disembunyikan, dahulu aku bermimpi, bakal ada yang menolong,