308
satria limurih, Prabu Anom dari Tunjungbang, yang menolong, kesusahan sudah pasti, mungkinkah kamu.
1229. Jamburaya menyembah ta'dim, bukanlah hamba gamparan!, hamba adalah orang bodoh, tetapi tahu ratu Tunjung, satria terlalu sakti, malahan sedikit kenal, dijaman dahulu, panggil Sang Raja Centaka, syukurlah, jemputlah, bersama dengan Paman Patih, bertahu dimananya.
1230. Jamburaya lalu berkata lagi, bila ingin bertemu harus memejamkan mata terlebih dahulu, nanti juga akan terlihat, dalam impian, raja dan patih memejamkan mata, ketika itu Jamburaya, menggoyangkan sekujur badan, hilang rupa Jamburaya, tampak Raden, yang cakep dan tampan, Prabu Anom Tunjungbang.
1231. Lalu berkata kepada Raja dan Patih, silahkan sekarang paduka bangun, ketika terbangun sangat kaget, melihat cahaya gemilang,Raja terjatuh dari kursi, dan Patih pun tak sadarkan diri, tengkurap di bawah, karena telah bertutur kata seenaknya.
1232.Ketika sadar patih dan raja menangis, dihadapan juga Lalana, Raden Putra berkata pelan, kanda jangalah begitu, mengapa seperti anak-anak, lebih baik kita berembuk, berkata dengan
daria yang menjadi kesusahan, silahkan diungkapkan, adik sekarang akan mendengarkan, patih dan raja menghaturkan salam.
1233. Aduh gusti sangatlah keterlaluan, memalsu kepada hamba, hamba merasa diri bodoh, menyerahkan sekujur badan, lekas hamba berbuat seenaknya, berani dan berbuat lancang, hamba terima kemarahan paduka, dan Lalana berkata pelan, tentang hal itu, janganlah kanda menjadi pikiran, begitu pun dengan adikmu.
1234. Harap dimaklum karena telah berani, mempermainkan diri